Backup dan Disaster Recovery menjadi dua solusi yang krusial untuk bisnis di era digital ini. Kedua solusi tersebut sangatlah penting untuk melindungi bisnis dari kehilangan data dan meminimalisir kerugian akibat terjadinya downtime yang tak terduga. Para pelaku bisnis terutama bisnis yang berbasis digital perlu sadar akan pentingnya Backup dan Disaster Recovery untuk melindungi perusahaan dari hilangnya pendapatan.

Beberapa penyebab yang dapat membahayakan sumber daya IT Anda seperti bencana alam, human error, serangan virus ransomware dan malware hingga pelanggaran keamanan perlu di cegah. Hal-hal ini dapat menghambat interaksi antar perusahaan dengan konsumen, mengurangi produktivitas kerja internal, bahkan menghilangkan atau menghancurkan data penting milik perusahaan maapun pelanggan.

Untuk itu Anda perlu memahami perbedaan Backup dan Disaster Recovery agar dapat mengimplementasi strategi yang tepat untuk kelangsungan bisnis Anda.

Perbedaan backup dan disaster recovery

Backup adalah proses penyalinan data tambahan menjadi beberapa salinan data di media yang berbeda. Backup bermanfaat untuk melindungi terjadinya kehilangan dengan melakukan pencadangan data. Selain itu bisnis juga membutuhkan proses recovery atau pemulihan data cadangan jika terjadi ketidaksengajaan penghapusan data, kerusakan database, atau jika terjadi masalah ketika upgrade software.

Sedangkan, disaster recovery adalan proses dan rencana yang dibuat oleh suatu perusahaan untuk membangun kembali akses dengan cepat ke aplikasi, data dan sumber daya IT lainnya ketika terjadi masalah atau downtime pada server utama. Biasanya hal-hal ini terjadi akibat bencana alam, serangan siber, atau gangguan bisnis lainnya.

Istilah penting dalam backup dan disaster recovery

Recovery Time Objective (RTO) adalah waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan operasional IT bisnis setelah terjadinya downtime. Ketika Anda membuat perencanaan disaster recovery (disaster recovery plan), Anda perlu mempertimbangkan berapa lama waktu yang akan terpakai untuk memulihkan keadaan menjadi normal kembali.

Biasanya, RTO yang dibutuhkan masing-masing bisnis atau perusahaan berbeda-beda. Misalnya, untuk bisnis krusial seperti perbankan, e-commerce, ataupun telehealth harus memulihkan bisnisnya dalam hitungan menit agar tidak ada transaksi yang terganggu dan menyebabkan hilangnya peluang bisnis.

Recovery Point Objective (RPO) jika RTO lebih berfokus pada toleransi waktu pemulihan ketika terjadi downtime, RPO lebih berfokus pada toleransi waktu pemulihan datanya. RPO adalah kondisi di mana waktu maksimal yang bisa ditoleransi saat terjadi kehilangan data. Misalnya jika terjadi bencana, berapa lama kira-kira banyak kehilangan data yang bisa Anda toleransi? Apakah sehari atau 2 hari. Karena lamanya waktu RPO akan mempengaruhi jadwal backup Anda.

Failover adalah proses dalam disaster recovery yang secara otomatis memindahkan tugas dari server atau sistem primer ke sistem cadangan atau server sekunder secara mulus tanpa hambatan.

Restore adalah proses mentransfer data cadangan ke pusat utama data. Proses restore umumnya dianggap sebagai bagian dari backup daripada disaster recovery.

Disaster Recovery as a Service (DRaaS) adalah layanan untuk mengelola disaster recovery. DRaaS dilakukan oleh pihak ketiga yang bertanggung jawab mengelola infrastruktur untuk disaster recover dari mulai menyediakan alat untuk mengelola proses DR hingga mengatur proses tersebut.

Eranyacloud adalah cloud service provider Indonesia yang menyediakan solusi backup dan disaster recovery as a service. Eranyacloud memiliki 2 lokasi data center dengan level Tier 3 dan Tier 4. Kami juga telah memiliki sertifikasi ISO 9001 dan ISO 27001 untuk menjamin keamanan informasi serta kenyamanan pelanggan. Tidak perlu khawatir jika ada masalah karena support kami tersedia selama 24×7 dengan SLA 99.9%. Hubungi kami di sini atau melalu WhatsApp di sini jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai layanan dari Eranyacloud.